Kalau ga salah beberapa hari setalah
un selesai, tepat ketika hari itu keluargaku mendapatkan cobaan berat. Ada
salah satu temanku sms ke aku, awalnya
sms dia pada waktu itu kuanggap " guyon " ( bercanda ), yap
memang dia selalu sering bercanda dg aku lewat sms, jadi sangat wajar pada
waktu itu kuanggap smsnya merupakan gurauan semata. Tapi, temanku itu terus
menerus berusaha meyakinkan bahwa itu bukanlah gurauan ataupun
"guyonan". Hingga akhirnya aku mulai percaya dg temanku itu, dia
memberikan beberapa bukti bahwa memang itu benar adanya. Kalau boleh jujur,
sejak pertama temanku memberitahukan aku tentang itu, walau awalnya aku tak
percaya, jujur aku sangat kaget dan sangat senang pada waktu itu. Beban masalah
berat yg menimpaku pada saat itu akhirnya mulai ada penenangnya.
Tak kusangka, Ternyata 3 tahun
lamanya kusembunyikan didalam ruang yg tak terjangkau oleh siapapun, kini mulai
terdapat titik terang. Setelah temanku berhasil meyakinkan aku, aku mulai
memberanikan diri sedikit demi sedikit, hari tiap hari kucoba berinteraksi dg
dia melalui pesan singkat (sms). Awalnya ku awali dg memberikan sedikit info
masalah pendaftaran perguruan tinggi, hingga akhirnya aku mulai memberanikan
diri bertanya masalah yg agak pribadi. Ini berlangsung selama beberapa hari.
Beberapa hari setelah kita saling
bertanya tentang masalah pribadi masing2, entah mengapa pada saat itu
perasaanku tiba2 didatangi oleh ketakutan dan kekhawatiran yg cukup membuatku
sangat resah. " Takut kehilangan, takut tak bisa bertemu lagi ".
Mungkin itulah beberapa sebab mengapa saat itu aku resah. Hingga akhirnya
kuucapkan juga pada hari itu perasaanku sebenarnya. Walaupun memang Dibilang
terlalu cepat, jelas terlalu cepat. Dibilang terlalu aneh, memang aneh. Baru
beberapa hari sms an sdh langsung menyatakan. Tapi bagaimana lagi, saat itu aku
terlalu resah, ku coba minta nasehat kpd salah satu temanku, malah aku langsung
disuruh menyatakan perasaanku kepadanya. Ditambah lagi temanku itu selalu
berkata, " setelah ini lulus sma, kamu ga akan ketemu dia lagi, kapan lagi
kalau engga sekarang. ", sehingga gara2 perkataan temanku itu, akhirnya
aku terpancing untuk langsung menyatakan perasaanku kepadanya. Dan parahnya lagi kuungkapkan perasaanku itu
lewat sebuah pesan singkat. Padahal sebenarnya aku tak mau berpacaran dulu, dan
aku aslinya tak suka yg namanya pacaran. Tapi gara2 terpancing oleh temanku,
akhirnya aku tembak dia juga.